Meningitis
Meningitis adalah radang membran pelindung
sistem syaraf pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka
fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Meningitis adalah penyakit serius
karena letaknya dekat otak dan tulang
belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan
kematian.
Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh
mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur,
atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan
otak.
Daerah “sabuk meningitis” di Afrika terbentang
dari Senegal di barat ke
Ethiopia di timur.
Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta manusia. Pada 1996 terjadi wabah
meningitis di mana 250.000 orang menderita penyakit ini dengan 25.000 korban
jiwa.
Creutzfeldt-Jakob
Penyakit ensefalopati spongiform
menular ini disebabkan oleh prion, sehingga
sering disebut sebagai penyakit prion. Penyakit prion lainnya termasuk Sindrom
Gerstmann-Sträussler-Scheinker (GSS), insomnia familial fatal dan kuru pada
manusia, juga ensefalopati spongiform
sapi yang umum dikenal sebagai penyakit sapi gila, chronic wasting disease (CWD) pada rusa, dan scrapie pada domba.
Prion yang dipercaya menyebabkan Creutzfeldt-Jakob
memperlihatkan setidaknya 2 konformasi yang
stabil. Konformasi dalam keadaan asli itu larut air dan ada dalam sel yang
sehat. Sampai 2006, fungsi
biologisnya tak diketahui. Keadaan konformatif lainnya kurang larut air dan
mudah membentuk agregat protein.
Orang juga bisa terjangkit Creutzfeldt-Jakob melalui
mutasi gen (perlu didefinisikan), yang hanya terjadi dalam 5-10% dari semua
kasus.
Prion Creutzfeldt-Jakob berbahaya karena meningkatkan pelipatan protein
asal ke dalam keadaan sakit, yang menyebabkan meningkatnya prion tak larut pada
sel yang
terjangkit. Massa protein yang salah lipat ini mengacaukan fungsi sel dan
menyebabkan kematiannya. Mutasi pada gen untuk protein prion bisa menyebabkan
kesalahan lipat sebagian besar regio alfa-heliks ke lembar beta yang terlipat.
Perubahan konformasi ini melumpuhkan kemampuan protein mengalami pencernaan.
Sekali prion ditransmisikan, protein cacat itu menyerang otak dan diproduksi di
putaran umpan balik yang
disokong sendiri, menyebabkan penyebaran eksponensial prion, kematian dalam
beberapa bulan, meski beberapa orang diketahui hidup selama-lamanya 2 tahun.
Stanley
Prusiner dianugerahi Penghargaan Nobel dalam
Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1997 untuk penemuan prionnya. Lebih dari
1 dasawarsa, ahli patologi saraf Universitas Yale Laura Manuelidis meragukan
penjelasan penyakit itu. Pada bulan Januari 2007 ia dan koleganya menerbitkan
artikel di Proceedings
of the National Academy of Science dan
melaporkan bahwa mereka menemukan partikel serupa virus (namun
sejauh ini tak menemukan asam
nukleat) pada kurang dari 10% galur sel yang terinfeksi
scrapie dan pada galur sel tikus yang ditulari agen Creutzfeldt-Jakob dari
manusia.
Xerostomia
Gangguan produksi kelenjar ludah tersebut dapat
diakibatkan oleh gangguan / penyakit pada pusat
ludah, syaraf pembawa rangsang ludah ataupun oleh perubahan komposisi faali
elektrolit ludah. Gangguan tersebut diatas dapat terjadi oleh karena rasa takut / cemas, depresi, tumor
otak, obat-obatan tertentu, penyakit kencing manis, penyakit ginjal dan penyakit radang selaput
otak.
Lumpuh otak
Lumpuh otak adalah gangguan kendali terhadap
fungsi motorik dikarenakan kerusakan pada otak yang sedang
berkembang.
Penyebab lumpuh otak sampai saat ini belum diketahui,
namun diduga hal ini terjadi karena:
- Bayi lahir prematur sehingga bagian otak belum berkembang dengan sempurna.
- Bayi lahir tidak langsung menangis sehingga otak kekurangan oksigen
- Adanya cacat tulang belakang dan pendarahan di otak
Alzheimer
Alzheimer atau sebutannya az-zhai-me,
merupakan sejenis penyakit penurunan
fungsi saraf otak yang
kompleks dan progresif. Penyakit Alzheimer bukannya sejenis penyakit menular.
Penyakit Alzheimer adalah keadaan di mana daya ingatan
seseorang merosot dengan parahnya sehingga pengidapnya tidak mampu mengurus
diri sendiri. Penyakit Alzheimer bukannya ‘kekanak-kanakan karena usia tua’
yang sekadar suatu proses penuaan. Sebaliknya, adalah sejenis masalah kesehatan
yang amat menyiksa dan perlu diberikan perhatian.
Alzheimer digolongkan ke dalam salah satu dari jenis
nyanyuk (dementia) yang dicirikan dengan melemahnya percakapan,
kewarasan, ingatan, pertimbangan, perubahan kepribadian dan tingkah laku yang
tidak terkendali. Keadaan ini amat membebani bukan saja kepada pengidapnya,
malah anggota keluarga yang menjaga. Penyakit Alzheimer yang menurunkan fungsi
memori ini juga menjejaskan fungsi intelektual dan sosial penghidapnya.
Biasanya, anggota keluarga hanya datang membawa orang yang sakit berjumpa
dokter apabila mereka sudah tidak tahan dengan gejala orang yang sakit.
Hingga kini, sumber sebenarnya penyakit ini tidak
diketahui. Tetapi, ia bukanlah disebabkan penuaan. Bagaimanapun, ilmuwan
berpendapat, ia dikaitkan dengan pembentukan dan perubahan pada sel-sel saraf
yang normal menjadi serat.
Resiko untuk mengidap Alzheimer, penyakit yang sinonim
dengan orang tua ini, meningkat seiring dengan pertambahan usia. “Bermula pada
usia 65 tahun, seseorang mempunyai resiko lima persen mengidap penyakit ini dan
resiko ini meningkat dua kali lipat setiap lima tahun,” kata Ahli
Psikogeriatrik, Kantor Pengobatan Psikologi, Fakultas Pusat Pengobatan Universitas Malaya (PPUM), Dr.
Esther Ebeenezer.
Tingkat Alzheimer
Lupa meletakkan kunci mobil, mengambil baki uang,
tidak tahu membeli barang ke kedai, lupa nomor telepon atau dos obat yang biasa
dimakan ialah di antara sebagian gejala ringan.
Apabila orang yang sakit lupa mencampurkan gula dalam
minuman, garam dalam masakan atau cara-cara mengaduk air
dikategorikan sebagai tingkat sederhana.
Apabila orang yang sakit sudah tidak mampu melakukan
perkara asas seperti menguruskan diri sendiri, keliru dengan keadaan sekitar
rumah, tidak mengenali rekan-rekan atau anggota keluarga terdekat, ia
menandakan orang yang sakit berada di tingkat yang serius.
Orang yang terkena penyakit ini dapat menjadi agresif,
cepat marah dan kehilangan minat untuk berinteraksi atau hobi yang pernah
diminatinya. Diperkirakan bahwa pada sekitar 1950-an kira-kira 2,5 juta
penduduk dunia mengidap penyakit ini. Pada tahun 2000, pengidap Alzheimer
diperkirakan mencapai enam milyar orang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memperkirakan lebih
dari satu milyar orang tua yang berusia lebih dari 60 tahun atau 10 persen
penduduk dunia menghidap Alzheimer (2003). Peningkatan ini, ada kaitannya
dengan semakin banyak penduduk dunia yang berusia lanjut , masa hidup wanita
meningkat hingga umur 80 tahun dan 75 tahun bagi lelaki. Selain itu, penjagaan
kesehatan yang lebih baik, tingkat perkawinan menurun, perceraian bertambah dan
mereka yang kawin tetapi tidak banyak anak.
Orang yang sakit yang berada di tahap sederhana dan
parah akan menunjukkan tingkah laku yang aneh. Di antaranya, seperti menjerit,
terpekik dan mengikut perawat ke mana saja walaupun ke WC.
Selain itu, orang yang sakit juga mendengar suara atau
bisikan halus dan melihat bayangan menakutkan. Semua ini secara tidak langsung
memberi tekanan mental kepada perawat sebab mereka terpaksa menjaga orang yang
sakit ’36 jam’ sehari.
Orang yang sakit juga kadangkala akan berjalan ke sana
sini tanpa sebab dan pola tidur mereka juga berubah. Orang yang sakit akan
lebih banyak tidur pada waktu siang dan terbangun pada waktu malam.
Secara umum, orang sakit yang didiagnosis mengidap
penyakit ini meninggal dunia akibat radang paru-paru atau pneumonia. Ini disebabkan,
pada waktu itu orang yang sakit tidak dapat melakukan sembarang aktivitas lain.
Yang menyedihkan, adalah orang yang sakit itu sendiri
tidak memahami apa yang terjadi pada diri mereka dan memerlukan bantuan orang
lain. Berita buruknya penyakit Alzheimer ini, tidak dapat disembuhkan. Tetapi,
gejalanya masih dapat dikendalikan dengan obat-obatan.
Obat-obatan yang diberi pada tingkat awal, dapat
membantu ingatan penderita seperti kognitif, aktivitas harian dan tingkah laku.